Halo sobat, selamat datang di blogku. Pada hari ini, aku ingin berbagi cerita nyata atau pengalamanku sebagai warga luar daerah Bandung untuk memperpanjang SIM C di Kota Bandung. Lebaran tahun 2019, 2 bulan sebelum masa berlaku SIM C ku habis, aku berencana untuk memperpanjang di Kota asalku di Kota Probolinggo, Jawa Timur. Tepat beberapa hari setelah lebaran, aku pergi ke Satpas Kota Probolinggo di Jalan Brantas, Kademangan bersama adik kandungku "Abimanyu". Sampai disana, aku bingung gak tahu apa-apa mau kemana nih, sedangkan orang-orang di sekitar sudah bawa berkas masing-masing. Akhirnya dengan rasa bodoh amat langsung masuk aja tanya ke petugas di depan.
Aku : "Pak, kalau ngurus perpanjangan SIM C 2 bulan sebelum habis masa berlaku bisa tidak ya? soalnya saya mahasiswa, gak mungkin balik lagi ke Probolinggo pas bulan Agustus".
Petugas Satpas : "*cuek* coba tanya ke loket di atas ya" .
Aku : "oh gitu, oke".
Aku pun langsung bergegas masuk dengan arahan petugas tadi, tak lama setelah itu aku disuruh melepas jaket dan hp di titipkan ke petugas jaga. Selanjutnya, naiklah aku ke lantai 2 tempat loket berada, sampai disana buset antriannya banyak dan amburadul. Orang-orang yang gak mau antri, langsung aja nerobos ke loket, emang sih gak ada sistem antrian seperti nomor-nomor antrian gitu. Akhirnya, ya aku terpaksa ikut-ikutan meskipun aku sedikit tidak terlalu nyaman harus dempet-dempetan dengan banyak orang asing. Singkat cerita, aku bertanya ke mbak-mbak loket satpasnya dengan percakapan kurang lebih seperti ini.
Aku : "Mbak, saya mau perpanjang sim yang mau habis masa berlakunya 2 bulan lagi, bisa di urus sekarang gak ya? Soalnya saya mahasiswa di Bandung, dan gak bs balik bulan Agustus".
Mbak2 Loket Satpas : "Oh maaf dek, gak bisa. Pengurusan perpanjangan sim kurang lebih 1 bulan dari habis masa berlaku sudah tertera di aturan yang di banner situ *menunjuk ke salah satu banner*".
Aku : "Oh gitu ya mbak, jadi minimal 1 bulan dari habis masa aktif bisa ngurus ya?"
Mbak2 Loket Satpas : "Iya, dan sekarang bisa di urus di luar kota juga, di Bandung bisa lewat online sekarang".
Aku : "Oh ya sudah kalau tidak bisa, saya urus disana aja. Terima kasih mbak".
Akhirnya aku balik dengan tangan hampa, dan singkat cerita aku balik ke Bandung. Tepat tanggal 16 Juli 2019, aku cari-cari informasi di internet mengenai perpanjangan SIM C di Kota Bandung. Informasi seperti SIM Keliling akhirnya aku dapatkan, tiap minggu mobil sim keliling ini berpindah-pindah dan memang melayani pengurusan perpanjangan SIM A / C di seluruh wilayah Indonesia. Akhirnya, aku bulatkan niatku untuk pergi ke sim keliling tepat tanggal 19 Juli 2019 yang rencananya akan berada di Trans Studio Mall. Namun, 2 hari sebelumnya aku baca-baca pengalaman orang yang mengalami buta warna partial (Oh ya aku menderita buta warna partial), ada sebuah artikel blog link disini. Jadi intinya, artikel itu menjelaskan kalau sim keliling tidak memproses penderita buta warna, akhirnya aku urungkanlah niatku ke sim keliling tepat pagi hari tanggal 19 Juli 2019.
Selanjutnya, aku cari informasi lain di internet tempat lain yang bisa memproses perpanjagan SIM warga luar daerah dengan catatan penderita buta warna partial. Secara tidak sengaja, dapatlah artikel ini dan setelah baca-baca ternyata lokasinya tidaklah terlalu jauh dari Bojongsoang dan aku beranikan diriku kesana pagi menjelang siang. Pukul 09:05 WIB aku berangkat dari Bojongsoang, kondisi lalu lintas ramai lancar karena aku lewat jalan dalam dan tidak lewat jalan raya utama seperti Area Buah Batu dan Soekarno Hatta. Tepat pukul 09:42 WIB aku sampai di Mall Festival Citylink, akhirnya aku pakirkan motor kesayanganku dan pergi ke dalam. Oh ya, lokasi Gerai SIM Online ini berada di Mall Festival Citylink Lantai 2 Jl. Peta Kota Bandung (bisa di cari di Google Maps atau lihat web resminya disini). Setelah sampai dilantai 2, eh tengok kanan kiri langsung ketemu tempatnya ada di pojokan gelap *gak gelap banget sih lebih ke redup cahaya lampunya* maklum sih aku sampai situ jam 09:48 WIB dan pelayanannya belum buka (Jam 10:00 WIB bukanya Senin-Jum'at, Sabtu Minggu saya tidak tahu). Namun, aku melihat beberapa orang memegang berkas dan aku tahu kalau itu berkas untuk cek kesehatan. Kalian tidak perlu panik, karena tepat di samping pelayanan perpanjangan SIM ada tempat untuk cek kesehatan.
Karena kita perlu berkas cek kesehatan, akhirnya aku masuklah ke klinik itu. Dengan ramah mbaknya, *sumpah ramah banget mbaknya* menuntun saya untuk masuk dan duduk. Kalian perlu menyiapkan SIM C asli dan fotokopi KTP 1 biji. Singkat cerita, cek kesehatannya meliputi tes pandangan jarak jauh (melihat huruf pada jarak tertentu), tekanan darah atau tensi, tes pendengaran (kamu tahu garputala? ya pake alat itu, di deketin ke telinga kamu), tes buta warna. Karena aku penderita buta warna partial, aku menjelaskan ke mbak kliniknya kurang lebih seperti ini.
Mbak klinik : "oke sekarang tes buta warna ya"
Aku : "oke mbak, btw saya partial"
Mbak klinik : "oh gitu, ya sudah coba lihat bagian ini saja angkanya berapa".
Oke, beberapa gambar aku bisa menjawab dengan benar dan ada beberapa angka juga yang aku gak bisa lihat walaupun sebagian besar gambar yang di tunjukkan Mbak Kliniknya aku bisa jawab. Selain itu, aku juga di tes warna-warna yang tentu terlihat jelas dengan mataku seperti merah, kuning, hijau, biru dan merah muda. Akhirnya selesai juga dan lolos dengan keterangan "Sehat" walaupun buta warna "partial". Oh ya, waktu dan biaya yang dibutuhkan ±7 menit dan biayanya Rp 40.000. Setelah itu, dengan ramah Mbak Kliniknya juga bilang mohon untuk ditunggu dulu nanti jam 10 baru buka dan kalau sudah buka silahkan ke loket nomor 1. *Wah intinya pelayanannya manteplah, muda dan ramah*. maklum jomblo.
Setelah gerai SIM nya buka, langsung lah menyerahkan berkas cek kesehatan tadi ke petugas di loket 1. Singkat cerita, aku bagian paling akhir nyerahin berkasnya tapi malah di panggil duluan *gokil, bersyukur cepet jadinya*. Pas di panggil intinya kalian nanti akan di tagih biaya sebesar Rp 125.000, dan di kasih berkas untuk diisi sendiri. Tenang, jangan khawatir disana sudah ada contoh berkas yang diisi nempel di tembok lengkap dengan bulpoinnya. Tinggal isi sesuai contoh, dan ingat isi dengan data kalian jangan data yang ada di contoh *wkwk*. Setelah kalian isi itu berkas, centang-centang dan sejenisnya lalu kasih berkasnya ke loket 4/5 kalau tidak salah *saya lupa, tapi tenang aja kamu nanti di arahkan kok*.
Setelah itu, asal antrian gak panjang kalian akan segera di panggil untuk foto wajah, pencatatan sidik jari dan tanda tangan digital. Kemudian tunggu lagi deh untuk pencetakan SIM baru. Ketika kalian di panggil untuk menerima SIM A/C baru kalian, kalian akan ditawarkan untuk memasang anti-gores di SIM kalian ya sejenis glare klu di smartphone *plastik transparan tipis*, tentu biayanya Rp 10.000. It's okay lah menurutku kasih anti-gores sekalian, lagian cuma 5 tahun sekali dan kalau rusak males juga ngurus lagi dari pada cepet rusakkan. Ya itu sih keputusan kalian masing-masing *btw aku gak promosi loh ini ya, gak ada ikatan apapun sama pihak terkait murni ini cerita pengalamanku*. SIM A/C baru kalian pun kalian terima, yeah senangnya aku pikir bakalan susah banget karena terkendala buta warna partial itu tapi ternyata tidak. Alhamdulillah. Pulang deh...
Jadi kesimpulannya, biaya total habis Rp 165.000 (Cek kesehatan & biaya perpanjang SIM C) + Rp 10.000 (Anti-gores). Waktu pelayanan ±30 menit (dengan catatan kalian urutan pertama antrinya). Buta warna partial aku rasa masih bisa ditoleransi, karena bisa membedakan warna merah, kuning, hijau, biru dan pink secara kasat mata. Namun, saya tidak tahu kalau orang yang mengalami buta warna total saya rasa cukup berbahaya juga sih klu di pikir pakai logika *contohnya kalau mobil ngerem dia gak ngelihat lampu rem merah ya wassalam bubar, tapi jangan marah ya saya tidak mendiskriminasi karena saya tahu setiap orang punya kelebihan dan kekurangan masing-masing jadi tetap syukuri apa adaya*.
Aku : "Pak, kalau ngurus perpanjangan SIM C 2 bulan sebelum habis masa berlaku bisa tidak ya? soalnya saya mahasiswa, gak mungkin balik lagi ke Probolinggo pas bulan Agustus".
Petugas Satpas : "*cuek* coba tanya ke loket di atas ya" .
Aku : "oh gitu, oke".
Aku pun langsung bergegas masuk dengan arahan petugas tadi, tak lama setelah itu aku disuruh melepas jaket dan hp di titipkan ke petugas jaga. Selanjutnya, naiklah aku ke lantai 2 tempat loket berada, sampai disana buset antriannya banyak dan amburadul. Orang-orang yang gak mau antri, langsung aja nerobos ke loket, emang sih gak ada sistem antrian seperti nomor-nomor antrian gitu. Akhirnya, ya aku terpaksa ikut-ikutan meskipun aku sedikit tidak terlalu nyaman harus dempet-dempetan dengan banyak orang asing. Singkat cerita, aku bertanya ke mbak-mbak loket satpasnya dengan percakapan kurang lebih seperti ini.
Aku : "Mbak, saya mau perpanjang sim yang mau habis masa berlakunya 2 bulan lagi, bisa di urus sekarang gak ya? Soalnya saya mahasiswa di Bandung, dan gak bs balik bulan Agustus".
Mbak2 Loket Satpas : "Oh maaf dek, gak bisa. Pengurusan perpanjangan sim kurang lebih 1 bulan dari habis masa berlaku sudah tertera di aturan yang di banner situ *menunjuk ke salah satu banner*".
Aku : "Oh gitu ya mbak, jadi minimal 1 bulan dari habis masa aktif bisa ngurus ya?"
Mbak2 Loket Satpas : "Iya, dan sekarang bisa di urus di luar kota juga, di Bandung bisa lewat online sekarang".
Aku : "Oh ya sudah kalau tidak bisa, saya urus disana aja. Terima kasih mbak".
Akhirnya aku balik dengan tangan hampa, dan singkat cerita aku balik ke Bandung. Tepat tanggal 16 Juli 2019, aku cari-cari informasi di internet mengenai perpanjangan SIM C di Kota Bandung. Informasi seperti SIM Keliling akhirnya aku dapatkan, tiap minggu mobil sim keliling ini berpindah-pindah dan memang melayani pengurusan perpanjangan SIM A / C di seluruh wilayah Indonesia. Akhirnya, aku bulatkan niatku untuk pergi ke sim keliling tepat tanggal 19 Juli 2019 yang rencananya akan berada di Trans Studio Mall. Namun, 2 hari sebelumnya aku baca-baca pengalaman orang yang mengalami buta warna partial (Oh ya aku menderita buta warna partial), ada sebuah artikel blog link disini. Jadi intinya, artikel itu menjelaskan kalau sim keliling tidak memproses penderita buta warna, akhirnya aku urungkanlah niatku ke sim keliling tepat pagi hari tanggal 19 Juli 2019.
Selanjutnya, aku cari informasi lain di internet tempat lain yang bisa memproses perpanjagan SIM warga luar daerah dengan catatan penderita buta warna partial. Secara tidak sengaja, dapatlah artikel ini dan setelah baca-baca ternyata lokasinya tidaklah terlalu jauh dari Bojongsoang dan aku beranikan diriku kesana pagi menjelang siang. Pukul 09:05 WIB aku berangkat dari Bojongsoang, kondisi lalu lintas ramai lancar karena aku lewat jalan dalam dan tidak lewat jalan raya utama seperti Area Buah Batu dan Soekarno Hatta. Tepat pukul 09:42 WIB aku sampai di Mall Festival Citylink, akhirnya aku pakirkan motor kesayanganku dan pergi ke dalam. Oh ya, lokasi Gerai SIM Online ini berada di Mall Festival Citylink Lantai 2 Jl. Peta Kota Bandung (bisa di cari di Google Maps atau lihat web resminya disini). Setelah sampai dilantai 2, eh tengok kanan kiri langsung ketemu tempatnya ada di pojokan gelap *gak gelap banget sih lebih ke redup cahaya lampunya* maklum sih aku sampai situ jam 09:48 WIB dan pelayanannya belum buka (Jam 10:00 WIB bukanya Senin-Jum'at, Sabtu Minggu saya tidak tahu). Namun, aku melihat beberapa orang memegang berkas dan aku tahu kalau itu berkas untuk cek kesehatan. Kalian tidak perlu panik, karena tepat di samping pelayanan perpanjangan SIM ada tempat untuk cek kesehatan.
Karena kita perlu berkas cek kesehatan, akhirnya aku masuklah ke klinik itu. Dengan ramah mbaknya, *sumpah ramah banget mbaknya* menuntun saya untuk masuk dan duduk. Kalian perlu menyiapkan SIM C asli dan fotokopi KTP 1 biji. Singkat cerita, cek kesehatannya meliputi tes pandangan jarak jauh (melihat huruf pada jarak tertentu), tekanan darah atau tensi, tes pendengaran (kamu tahu garputala? ya pake alat itu, di deketin ke telinga kamu), tes buta warna. Karena aku penderita buta warna partial, aku menjelaskan ke mbak kliniknya kurang lebih seperti ini.
Mbak klinik : "oke sekarang tes buta warna ya"
Aku : "oke mbak, btw saya partial"
Mbak klinik : "oh gitu, ya sudah coba lihat bagian ini saja angkanya berapa".
Oke, beberapa gambar aku bisa menjawab dengan benar dan ada beberapa angka juga yang aku gak bisa lihat walaupun sebagian besar gambar yang di tunjukkan Mbak Kliniknya aku bisa jawab. Selain itu, aku juga di tes warna-warna yang tentu terlihat jelas dengan mataku seperti merah, kuning, hijau, biru dan merah muda. Akhirnya selesai juga dan lolos dengan keterangan "Sehat" walaupun buta warna "partial". Oh ya, waktu dan biaya yang dibutuhkan ±7 menit dan biayanya Rp 40.000. Setelah itu, dengan ramah Mbak Kliniknya juga bilang mohon untuk ditunggu dulu nanti jam 10 baru buka dan kalau sudah buka silahkan ke loket nomor 1. *Wah intinya pelayanannya manteplah, muda dan ramah*. maklum jomblo.
Setelah itu, asal antrian gak panjang kalian akan segera di panggil untuk foto wajah, pencatatan sidik jari dan tanda tangan digital. Kemudian tunggu lagi deh untuk pencetakan SIM baru. Ketika kalian di panggil untuk menerima SIM A/C baru kalian, kalian akan ditawarkan untuk memasang anti-gores di SIM kalian ya sejenis glare klu di smartphone *plastik transparan tipis*, tentu biayanya Rp 10.000. It's okay lah menurutku kasih anti-gores sekalian, lagian cuma 5 tahun sekali dan kalau rusak males juga ngurus lagi dari pada cepet rusakkan. Ya itu sih keputusan kalian masing-masing *btw aku gak promosi loh ini ya, gak ada ikatan apapun sama pihak terkait murni ini cerita pengalamanku*. SIM A/C baru kalian pun kalian terima, yeah senangnya aku pikir bakalan susah banget karena terkendala buta warna partial itu tapi ternyata tidak. Alhamdulillah. Pulang deh...
Jadi kesimpulannya, biaya total habis Rp 165.000 (Cek kesehatan & biaya perpanjang SIM C) + Rp 10.000 (Anti-gores). Waktu pelayanan ±30 menit (dengan catatan kalian urutan pertama antrinya). Buta warna partial aku rasa masih bisa ditoleransi, karena bisa membedakan warna merah, kuning, hijau, biru dan pink secara kasat mata. Namun, saya tidak tahu kalau orang yang mengalami buta warna total saya rasa cukup berbahaya juga sih klu di pikir pakai logika *contohnya kalau mobil ngerem dia gak ngelihat lampu rem merah ya wassalam bubar, tapi jangan marah ya saya tidak mendiskriminasi karena saya tahu setiap orang punya kelebihan dan kekurangan masing-masing jadi tetap syukuri apa adaya*.
Oke sobat semua itu aja pengalamanku ya, mungkin kalau kalian masih ada yang bingung atau bgmn bisa tulis komentar ya di kolom komentar di bawah! Oh ya, aku harap kalian terbantu dengan informasi ini dan sebagai bentuk apresiasi kalian bisa mendukung aku dengan donasi disini atau tip melalui cryptocurrency Dogecoin pada bagian samping. Terima kasih telah membaca ini sampai akhirnya, semoga lancar perpanjang SIM nya! :))
Di sana nya di cantumin parsial ya tp diperbolehkan perpanjangan ?
BalasHapusPenderita buta warna masih di perbolehkan untuk membuat/perpanjang sim. Nanti pas di tes harus bs membedakan warna2 dasar, spt merah, kuning, hijau, biru, pink, dll.
Hapus