Langsung ke konten utama

Berbagi Pengalaman Kuliah Jurusan S1 Teknik Telekomunikasi (Maba - Wisuda)

Tahun 2015 adalah tahun aku lulus wajib pendidikan selama 12 tahun, saat itu pula aku diharapkan oleh orang tua untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan tingkat universitas. Postingan ini aku tulis sesaat sebelum aku mendaftar sidang untuk tugas akhirku di semester akhir ini, jadi mengenai cerita pengalamanku ini akan ku bagikan dengan memori yang masih tersimpan. Di mulai ketika beberapa bulan sebelum SNMPTN, aku diharapkan oleh ortu terutama almh. Ibuku untuk bisa masuk ke jurusan Kedokteran di Universitas Negeri. Awalnya, demi kemauan Ibuku itu aku dengan senang hati akan memilih jurusan Kedokteran di SNMPTN walaupun jiwaku ini lebih menjurus ke dunia komputasi dan teknologi.

MENGIKUTI PASSION

Singkat cerita, SNMPTN telah tiba dan aku memilih dua jurusan yakni Kedokteran dengan pilihan pertama Kedokteran Univ. Udayana dan kedua Kedokteran Univ. Sebelas Maret Solo. Sebelum masa pengumuman tiba, aku sudah pesimis bakalan di terima di tambah saat itu Ibuku sudah tiada, jadi aku merasa telah mengecewakannya. Saat masa pengumuman telah tiba, rasa khawatirpun benar adanya ternyata aku dinyatakan tidak lolos seleksi SNMPTN. Nah, disini bagian serunya dimana jauh beberapa hari sebelum pengumuman SNMPTN, ada salah satu teman kelasku Nonik namanya membagikan salah satu brosur seleksi universitas swasta (ex univ. kedinasan) sebut saja Universitas Telkom tepat sehari sebelum jalur JPA 1 berakhir masa registrasinya. Akhirnya, dengan segera aku bincang-bincang sama Ayahku mengenai hal ini dan beliau tidak memaksa aku mau kemana asal sesuai passion maka aku bisa kemana aja.

Oke, jadi aku mendaftar jalur masuk PTS ini dan niat awalnya dengan bulat sudah aku nyatakan kalau aku ingin masuk jurusan S1 Teknik Informatika. Tapi, di akhir saat memilih 5 jurusan itu Ayahku bilang mending kamu ambil jurusan yang paling bagus aja sekalian disitu dan itu adalah S1 Teknik Telekomunikasi. Setelah mencari informasi di internet mengenai jurusan ini, akhirnya aku bulatkan lah tekatku masuk jurusan ini dengan alasan bahwa prodi ini termasuk yang tertua dan pertama yang ada di Indonesia, serta lapangan kerja yang di butuhkan untuk teknisi Telekomunikasi di Indonesia sangat banyak dan juga perkembangan Telekomunikasi di masa depan sangat cerah. Yap, tepat di menit akhir aku pindah pilihan pertamaku yang sebelumnya S1 Teknik Informatika ke S1 Teknik Telekomunikasi.

Jauh sebelum pengumuman SNMPTN, aku ingat betul saat selesai les di G.Oh aku melihat pengumumannya dan dinyatakan diterima di jurusan S1 Teknik Telekomunikasi. Setelahnya, aku bilang ke ortu kalau aku diterima di jurusan itu dan aku sangat senang ya karena masuk jurusan yang sesuai passionku. Jadi itu juga alasanku untuk mengambil jurusan yang tinggi di SNMPTN, karena aku sudah aman masuk jurusan yang memang sesuai passionku tapi tetap saja aku merasa bersalah sama almh. Ibuku kalau aku tidak bisa masuk jurusan yang beliau inginkan, bahkan aku tidak ikut SBMPTN karena sudah terlalu malas dan juga tidak ada pilihan jurusan Telekomunikasi disana atau minim sekali, karena yang aku banyak lihat hanya Teknik Elektro yang mendekati.

REGISTRASI

Yap dengan alasan seperti itu aku jadi males ikut SBMPTN, ortu pun tidak melarang atau memaksa. Lagian PTS ini gak kalah dengan PTN, pikirku saat itu. Oh ya, btw aku tidak dibayar atau di paksa oleh pihak institusi terkait untuk menulis ini semua, murni ini adalah kemauanku untuk berbagi ke para pembaca untuk membantu kalian menemukan titik terang jalan hidup kalian di masa depan. Jadi, setelah dinyatakan lolos seleksi JPA 1, aku calon mahasiswa baru diharuskan membayar uang yang totalnya kurang lebih Rp 36.000.000 -an. Tentu saja tidak langsung blek Rp 36 juta, namun di bagi-bagi tanggal segini masa tenggat pembayaran sejumlah uang segini dan segini, begitu selanjutnya sampai terkumpul uang Rp 36 Juta itu. Dan disini bagian sedihnya aku melihat Ayahku, sebelumnya aku bilang ke Ayahku kalau harus bayar uang sebesar itu untuk bisa masuk situ. Ayahku bilang kalau aku dah niat masuk situ, uang bisa Ayah sanggupi jadi tidak perlu khawatir. Ayahku seorang PNS bekerja sebagai perawat yang aku tahu gajinya tiap bulan hanya Rp 2,5 Jutaan, jadi aku tidak tahu bagaimana beliau mengumpulkan uang Rp 36 Juta apakah ngutang atau bagaimana. Tapi aku sangat berterima kasih juga ke Ayahku, karena beliau aku bisa kuliah.

Selain bayar sejumlah uang itu, seingetku juga kalian bakalan punya akun di portal I-Gracias, bagi yang gak tahu itu adalah portal mahasiswa melihat semua catatan perkuliahan seperti nilai, mata kuliah bahkan sampai pendaftaran wisuda. Intinya disini kalian juga harus mengupload beberapa berkas seperti Ijazah, SKHUN, Akta Kelahiran, dan lain sebagainya. Sebagai mahasiswa baru, melihat situsnya memang sangat profesional makanya tak pelak juga kalau bayarnya mahal. Jadi, setelah upload berkas-berkas itu seingetku aku menunggu pengumuman mengenai masuk asrama dan masa registrasi ulang di tempat. Oh ya, kalau kalian kuliah disini kalian wajib asrama 1 tahun tapi tenang saja asramanya gak kaya pondok pesantren kok semua bebas bawa hp, laptop bahkan keluar masuk asrama boleh selama tidak melewati jam malam *tentu bawa cewek gak boleh*. Setahuku, sebelum registrasi on-site ada pengumuman kamar dan teman sekamar itu siapa dan darimana asal mereka. Sekamar itu ada 4 bocah ya, kasur dua bertingkat di masing-masing sisi jadi jangan khawatir "no homo".

ASRAMA

Tiba saat aku harus pergi dari rumah, merantau cukup jauh di Bandung melanjutkan pendidikan kuliahku. Sudah waktunya tiba untuk registrasi ulang secara on-site disana, tepat di depan gerbang asrama. Oke singkat cerita, ini pertama kali aku ke Bandung dan saat menginjakkan kaki di Stasiun Bandung terasa hawanya lebih sejuk di banding dengan kota asalku yang dekat pesisir pantai yang panas. Aku inget betul, taksi pertama yang aku naiki di Kota Bandung memutar-mutar jalannya untuk menuju kampus, tapi ya dulu awalnya gak tahu jalan ya ngikut-ngikut aja haha. Sampai depan gerbang kampus, keren banget kampusnya "Creating the Future" wkwk namanya juga maba. Akhirnya masuk sampai di gerbang asrama, buset ramai sekali gitu kan orang-orang yang nganterin anak-anaknya untuk regitrasi ulang. Intinya disana aku harus registrasi ulang dulu baru nanti akan dapet kunci asrama yang sudah ditentukan sebelumnya. Singkat cerita, selesai registrasi ulang aku langsung ke asrama sampai sana awalnya ya di bantuin ngangkat barang sampai kamar *baguslah pelayanannya ramah tamah*.

Diwajibkan asrama selama 1 tahun ya, sebagai upaya kampus mengenalkan lingkungan sekitar dan masyarakatnya. Menurutku penting sih ya asrama, contohnya seperti aku ini yang jauh-jauh ke Bandung untuk kuliah dimana sebelumnya belum pernah sama sekali ke Bandung dan tidak tahu lingkungan dan kondisi masyarakatnya bagaimana. Kalau disuruh ngekost langsung pasti pusing dan mudah ditipu banyak calo yang bertebaran disana untuk dapat kost yang bagus, nyaman dan tentu saja murah. Selama 1 tahun asrama, aku tinggal bersama 3 orang temanku Kabli, Pras dan Dhany masing-masing berasal dari Jambi, Bandung dan Tangerang. Beruntung sih mereka anak baik-baik semua, jadi berasa betah di asrama. Selama asrama sama mereka, minim sekali sih berselisih dengan mereka jadi ya tetap adem tentrem. Dari berempat ini, aku satu-satunya yang paling pendiam jadi ya kamu tahu tak punya terlalu banyak teman, tapi sekali punya teman aku percaya sama temanku itu ya salah tiganya ketiga teman asramaku itu hehe.

ORIENTASI MAHASISWA BARU (OMB)

OMB salah satu kegiatan yang dilakukan mahasiswa baru, ya intinya kalian disini di kenalkan dengan lingkungan kampus dan pencapaian-pencapaiannya. Pas jamanku, orientasi dilakukan 2 gelombang dimana setiap gelombangnya menghabiskan waktu 3 harian. Setiap harinya, orientasi dimulai pukul 04:00 WIB sampai 15:00 WIB *sampai sore intinya mah, lupa juga*. Jadi, kalian asrama jangan kaget ya kalau di gedor-gedor pintunya oleh Senior Residents (SR) buat bangunin untuk OMB *Setiap asrama punya 4 lantai, masing-masing lantai punya 1 SR*. Sepengalamanku, SR ini berkewajiban dan bertanggung jawab mengawasi maba-maba di lantainya masing-masing. Mereka juga berwenang untuk mengadakan kegiatan dilantainya masing-masing. Tapi sepengalamanku di asrama, belum pernah ada acara apapun di lantaiku.

Seperti yang aku bilang sebelumnya, kalau aku ini orangnya pendiem dan gak terlalu banyak bacot jadi pas OMB aku punya sedikit teman bicara. Sesekali aku ngenalin diri dan berkenalan dengan orang baru, tapi ya gitu aku juga gak pandai basa basi jadi lupakan ajalah mah itu bukan akhir dunia haha. Diawali dengan sholat shubuh berjamaah hingga sore hari, kebanyakan kegiatannya cuma dengerin penjelasan pengenalan dan beberapa pertunjukkan organisasi kampus yang terkenal. Pernah juga sih, praktik berbaris di lapangan, itupun gak terlalu keras kaya pas di SMA atau SMP dulu. Setahuku gak lama kok itu cuma 2 jam-an dari 1 hari, selain itu ya itu tadi duduk dan dengarkan pertunjukan. Jadi apa yang bisa kamu dapatkan dari OMB? Pengetahuan dasar kampus, lingkungan sekitar, syarat2 yang harus di penuhi untuk bisa lulus, dan tentu saja kepribadian orang-orang baru yang baru kamu temui. Kenapa hal ini penting? menurutku pribadi ini sebagai upaya kalian mengadaptasikan diri ke lingkungan sekitar terutama seluruh masyarakatnya. Memang sih, ada orang yang susah beradaptasi dan ada pula yang mudah sekali beradaptasi. Aku termasuk orang yang sedikit susah untuk beradaptasi, tapi lama-kelamaan betah tinggal di Bandung.

PERKULIAHAN

Pertama kali masuk kelas, jujur saja seperti yang aku bilang sebelumnya kalau aku orangnya pendiam. Bahkan aku ingat saat pertama kali kenalan sama teman satu kelasku yang itu, aku malah gak terlalu akrab dengannya saat sudah semester akhir seperti saat ini. Malahan aku lebih akrab sama temanku yang lainnya di kelas yang sama. Meskipun aku pendiam, aku kenal dan akrab semua temanku di kelas tentu saja gak semuanya akrab seperti sahabat yang berbicara ke sahabatnya. Jadi yang penting disini, kamu harus cari teman yang benar-benar cocok dengan kamu *bukan teman hidup ya*. Kenapa? karena di perkuliahan tidak ada namanya individualisme jadi semua orang harus bisa berkomunikasi satu sama lain untuk menyelesaikan tugas-tugas yang ada di perkuliahan.

Penting untuk diingat adalah bahwa perkuliahan ini berlangsung kurang lebih 5 bulan tiap semesternya *oh ya biaya per semester prodi S1 Teknik Telekomunikasi Rp 7.650.000 ya (th 2015-2019)*. Sebelum masa perkuliahan kamu harus terlebih dahulu memilih mata kuliah yang akan diambil sesuai tingkatan kamu. Misalnya, aku semester 3 maka aku mengambil mata kuliah di tingkat 3 sejumlah maksimal 24 sks. Jadi, kalau ingin mengejar lulus 3,5 tahun kamu harus bisa tuh ngambil 22-24 sks tiap semesternya. Bisa dipastikan padat sekali jadwal mingguannya, karena kuliah di prodi ini tidak hanya duduk di bangku kelas namun juga ada jadwal untuk mengikuti praktikum di laboratorium-laboratorium yang banyak banget di Fakultas Teknik Elektro. Sisi berat di praktikum sebenarnya adalah tugas yang diberikan seperti sebelum praktikum harus mulai mengerjakan tugas ini dan dikumpulkan pas praktikum berlangsung, namun pas praktikum berlangsung tugas yang diberikan tidak terlalu berat kok asalkan kamu tahu langkah-langkah yang sudah dijelaskan oleh mentor praktikumnya *intinya pelaksanaan praktikum gak sadis kok malah santuy2 aja*.

Selain harus praktikum, mahasiswa jurusan prodi ini juga diwajibkan untuk melaksanakan geladi (sebuah kerja praktik awal) dan kerja praktik (kerja praktik beneran). Saat geladi, kalian masih cukup mudah memilih mau ditempatkan dimana misal seperti aku memilih BPJS Kesehatan sebagai tempat geladi ku di kota asalku, tentu saja selama kouta masih ada. Pelaksanaan geladi ini berlangsung 6 minggu, jadi selama disana kamu diharapkan menemukan topik untuk bahas dan buat laporannya. Begitu pula kerja praktik, disini agak beda dengan geladi karena disini kita diharuskan mencari tempat kerja praktik sendiri. Misalnya, sudah seminggu aku muter-muter kota Bandung untuk mencari lokasi kerja praktik *tahulah pasti di tolak dimana-mana*, akhirnya tempat kerja praktikku di salah satu kantor Telkom di Kota Bandung. Sama dengan geladi, disini kita juga harus cari topik untuk dibahas sebelum dilaporin ke pembimbing di kampus. Jadi selama perkuliahan aku belajar banyak ya, yang sebelumnya aku gak pandai bicara *lebih tepatnya gak pandai basa-basi sih*. Di perkuliahan ini diharuskan untuk presentasi dan presentasi baik itu dengan dosen, maupun teman sekelas sendiri. Selama ada topik buat di omongin mah aku bisa aja bicara sesuai topik yang dibahas.

SKRIPSI

Semester akhir, bau sedap tugas akhir mulai tercium. Mulai dari proposal tugas akhir, mencari dosen pembimbing, hingga stress karena skripsi dan persyaratan-persyaratannya. Aku akui, menyelesaikan tugas akhir di jurusan teknik tidak semudah membalikkan tangan, kenapa? menurut pengalamanku selama proposal misalnya. Selama proposal ada beberapa persyaratan yang harus di penuhi, seperti berkas ini berkas itu tanda tangan sana sini dan situ semua kebijakan administrasi yang berat *akunya aja yang lembek*. Tapi, tetap saja aku jalani dan berikhtiar aja, seperti kata Ayahku "Hidup jalani dengan santai". Jadi memang benar bikin stress, tapi setiap kali inget perkataan Ayahku aku jadi ketawain diri sendiri "bisa-bisanya Anda stress cuma karena ini ya! haha" kata hatiku. Oke-oke aku singkat cerita, aku nyelesaikan proposal tugas akhirku dan siaplah aku mengerjakan tugas akhirku di semester 8. Oh iya ini adalah beberapa gambar yang aku sisipkan sebagai gambaran perjuanganku memenuhi berkas-berkas administrasi untuk mendaftar sidang skripsi.
Syarat sidang Fakultas Teknik Elektro Tahun 2019
Sebuah misi untuk memenuhi persyaratan pendaftaran sidang skripsi Bulan Juli 2019

Jujur saja, proses pengerjaan tugas akhir ku ini termasuk ribet karena melibatkan kecerdasan buatan tapi aku masih berada di jalan yang tepat. Selama pengerjaan skripsi 3 bulan awal, aku lebih melakukan bimbingan ke pembimbing 1 kurang lebih 15x. Pas akhir semester menjelang UAS, aku bingung sendiri karena temanku berkata kalau minimal bimbingan pada masing-masing pembimbing adalah 8x, sedangkan aku bimbingan ke pembimbing 2 belum sama sekali di semester 8 ini. Akhirnya, dengan menyempatkan di waktu yang mepet aku ngejar bimbingan ke pembimbing 2. Singkat cerita, syukur alhamdulillah tugas akhirku selesai dan sudah siap untuk sidang. Selain itu, aku juga diharapkan untuk lolos test EPRT dengan minimal skor 450, Poin TAK 60 dan beberapa syarat lainnya seperti verifikasi nilai, SKPI dan beberapa legalisir berkas. Cuma sekarang terkendala pembimbing 1 belum meng-ACC persetujuan sidang padahal minggu ini adalah minggu terakhir pendaftaran sidang tugas akhir. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi setelah ini, ini adalah titik posisi aku menulis pengalamanku ini selama kuliah di prodi ini.

Update : Keesokan harinya, sempatkan pagi hari sholat dhuha 4 rakaat dan berdoa ke Allah SWT untuk membantu hambanya yang lemah ini agar pembimbing 1 segera ACC persetujuan sidang ku. Tepat siang hari, pembimbing 1 pun meng-ACC persetujuan sidangku di website I-Gracias maka langsung aja aku ngisi formulir berkas ijazah yang menjadi salah satu syarat pendaftaran sidang. Dan keesokan harinya lagi, pagi jam 9 berangkat daftar sidang. Sampai sana lancar, cuma ada beberapa berkas yang harus di print ulang dan upload foto formal juga. Ternyata, sempet aku atur-atur foto formalnya eh benerkan gara-gara ukuran dimensi yang terlalu besar makanya gak mau berhasil di upload.

WISUDA

Di titik ini aku belum mengalaminya, jadi aku akan menceritakan sepengetahuanku ya. Jadi setelah kalian sidang, dan dinyatakan lulus sidang yudisium *aku juga tidak tahu apa maksudnya ini*. Maka kalian boleh deh daftar wisuda, tentu saja tidak gratis dan bayar setahuku sejumlah Rp 1 jutaan, sedangkan menyewa Toga Rp 250rb-an. Pesan ya buat teman-teman yang sudah duluan wisuda, begitu kejam kalian meninggalkan teman seperjuangan kalian berjuang sendiri disini *true story*.

*update July 2020*
Sudah beberapa bulan yang lalu semenjak aku wisuda, yakni pada bulan November 2019. Pelaksanaan wisuda waktu itu terbilang cukup beruntung, karena setelah jadwal wisuda itu terjadi wabah corona yang menyebabkan pelaksanaan wisuda di bulan februari 2020 mengalami penundaan hingga sekarang. Bahkan santer kabar, bahwa wisuda yang di tunda waktu itu bakal diganti wisuda online. Oke, oke cukup basa basi corona *ajg* ini, sekarang balik ke cerita pelaksanaan wisuda ku kemarin. Beberapa hari sebelum wisuda, orang tuaku datang ke Bandung dan sehari sebelum wisuda ya kami jalan-jalan lah di jalan Asia Afrika hingga makan-makan di Warung Ayam SPG. Hingga keesokan harinya, jadwal wisuda ku pun dimulai. Wisuda waktu itu di bagi menjadi 2 hari (Jumat & Sabtu), pada masing-masing hari terbagi lagi beberapa jurusan. 

Tempat pelaksaan wisuda saat itu berada di TUCH (Tel-U Convension Hall) dan waktu kumpul sekitar pukul 13:00 WIB *Bayangkan tuh panasnya!*. Setelah sholat dzuhur, aku, ortu dan adikku berangkat ke kampus dari kost di wilayah Bojongsoang *ya sekitar 1,8 km dari TUCH*. Kami memutuskan jalan kaki saja, karena memang lalu lintas di sekitar kampus macet parah. Bahkan, ketika kami mau berangkat ada temanku yang mengajak untuk naik grab, namun kami menolak dengan alasan "jalan kaki saja, sekaligus melihat kondisi kampus". Benar saja, sampai di pusat perkumpulan wisudawan/wisudawati yang sampai duluan ternyata aku. Aku sempat mencari-cari teman-temanku disana, namun belum pada datang semua, padahal proses masuk ke TUCH beberapa menit lagi.

Jujur saja, berasa bangga saja pada diri sendiri sudah sampai garis finis tingkat sarjana *teknik lagi*. Oh ya, beberapa hari sebelum pelaksanaan wisuda banyak temanku dengan cukup ribet menyewa jas & hal-hal lainnya agak terlihat lebih keren. Sedangkan aku, ya biasa ajalah, aku pas itu cukup beli kemeja putih dan dasi saja tanpa beli jas dan beberapa setelan lainnya yang cukup mahal *bayangkan cuma abis 90ribu saja*. Aku gunakan kemeja dan dasi kemudian toga pada lapisan terluarnya, terlihat oke sih gak buruk-buruk amat, juga yang penting gak panas. Ini jujur bagus banget toga buatan Tel-U ini, sampai sekarang aku simpan di lemari *Mungkin kalau ada yang mau menyewa silahkan hubungi saya*.

Pelaksaan wisuda sendiri berlangsung mulai pukul 13:30 s/d 16:00 WIB. Audiensi yang bisa hadir terbatas untuk 2 orang pada masing-masing wisudawan/wisudawati, sehingga yang bawa massa 1 kampung cukup kumpul di luar saja. Kondisi di dalam TUCH cukup kondusif dan sejuk, sedangkan di luar TUCH siap-siap saja di sambut kerumunan orang banyak *ini kalau corona bahaya*. Selesai pelaksanaan wisuda waktu itu, tanpa disadari ternyata diluar sedang hujan sangat deras. Hingga orang-orang yang berkerumun diluar tenda memaksa saling berdempet-dempetan di tenda. Bayangkan, saat itu kami keluar dan di luar sudah padat seperti itu. 

Setelah kami keluar, aku & keluargaku langsung bingung tuh mau balik ke kostnya bagaimana, sedangkan tiket kereta ortu waktu itu pukul 19:30 wib kereta sudah berangkat. Untungnya pada waktu itu, kami tidak bawa payung *^-^* dan mau tidak mau kita harus segera balik ke kost karena tanpa disadari waktu sudah menunjukkan pukul 17:15 wib. Akhirnya, sesi foto-foto dengan teman sekelaspun sirna dan ya momen sekali seumur hidup ini aku lewatkan begitu saja. Kami pun balik, dan hujan waktu itu bukan hujan seperti biasa tapi badai brooo, bayangkan tuh wisudawan/wisudawatinya di momen sekali seumur hidup ini malah hujang deras di sertai badai. Tapi lebih parah dan kasihan pas pandemi corona ini sih! :(

Bisa ditebak, sampai kost ya udah basah kuyup semua. Karena buru-buru akhirnya mau tidak mau, ortu harus segera menyiapkan segala sesuatunya hingga berangkat kurang lebih pukul 17:45 wib. Taxi yang di panggil pun mengalami kemacetan hingga molor sampai jam tadi. Selama perjalanan katanya pengemudi taxi menyarankan lewat tol untuk ke stasiun Bandung. Memang dah, sampai stasiun Bandung pukul 19:30 wib dan kata ortu mereka sempat lari-lari dan lalu lintas yang padat menyebabkan mereka ketinggalan kereta. Untungnya, ada kereta malam yang tersedia menuju Jawa Timur yakni KA Harina. ~bersambung

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantuan Cek Fisik Untuk Plat Nomor Luar Daerah di Bandung

Halo, pada postingan kali ini aku bakal berbagi pengalamanku saat mengganti plat nomor motorku yang notabene plat luar daerah Bandung. Karena plat nomor motorku ini sudah berlaku sejak 2013, maka tahun 2018 kemarin plat nomor motorku bakalan habis masa berlakunya. Sehingga karena motorku termasuk plat luar daerah Bandung, maka mau tidak mau aku harus bawa pulang motorku untuk cek fisik di kota asal atau aku bisa mencari informasi mengenai cara untuk melakukan ganti plat nomor baru di Bandung. Sebenarnya sih, tidak mengganti plat nomor baru tepat di Bandung ya, tapi lebih ke bantuan untuk cek fisik agar tidak susah-susah bawa motor bolak-balik. Sehingga cuma berkas persyaratannya aja yang perlu kita bawa pulang untuk di proses ke samsat kota asal. Cek Fisik di Bandung Apakah bisa cek fisik bantuan di samsat Bandung untuk buat plat nomor baru daerah luar Bandung? Tentu bisa, berdasarkan pengalamanku baca-baca postingan beberapa blogger sudah cukup banyak yang menceritakan pengalam

Port Game Honor of Kings Terbaru Mikrotik Routing Trafik Game

T erkadang kita perlu untuk melakukan optimasi jaringan internet di sebuah rumah maupun kantor, untuk sejenak melepas penat, bermain game menjadi salah satu opsi paling masuk akal untuk dilakukan disaat sedang capek setelah beraktivitas seharian. Salah satu game yang saat ini sedang naik daun adalah Honor of Kings, sebuah game moba sejenis Mobile Legends. Tak pelak, untuk melancarkan koneksi saat bermain game, kita perlu melakukan troubleshooting terhadap jaringan kita dirumah.  Salah satu opsi untuk memaksimalkan koneksi adalah dengan melakukan routing trafik game melalui perangkat jaringan seperti Mikrotik. Untuk melakukan routing, kita perlu tau port game yang sedang dipakai oleh game tersebut. Port ini berfungsi sebagai gerbang komunikasi antara pemain game a.k.a gamers dengan server game itu sendiri. Tanpa port ini, kita tidak dapat melakukan optimasi routing game yang sedang kita mainkan. Honor of Kings Port Routing Berikut adalah port game terbaru game Honor of Kings, kunjungi l

Mengurus SKCK Kota Probolinggo

Kali ini aku akan membagikan pengalamanku dalam mengurus surat SKCK di Kota Probolinggo, Jawa Timur. Dimulai pada hari Selasa, 04 Agustus 2020 aku berencana pergi ke kantor Polres kota Probolinggo untuk mengurus SKCK perihal syarat lamaran kerja. Perlu pembaca ketahui, bahwa pengurusan berkas ini terbilang cukup mudah. Kalian hanya perlu menyiapkan beberapa berkas berikut untuk mendapatkan SKCK.   Gambar 1.  Syarat pengurusan SKCK Bersyukurlah kalian para pembaca, karena untuk mendapatkan informasi ini saya harus balik 2x sehingga harus bayar parkir 2x pula. Kalian free, jadi sepatut Gambar 1b.   Syarat pengurusan SKCK (Update 2022) nya untuk lebih bersyukur terhadap waktu & tenaga. Saya juga cukup menyayangkan, bagaimana tidak di era zaman digital seperti ini untuk mendapatkan informasi persyaratan berkas apapun di lembaga instansi daerah terutama masih saja di pajang di depan ruang pelayanan, bukannya di pajang di akun media sosial masing-masing instansi di daerah. Walau